Alat Ukur Mekanik Presisi
Alat ukur mekanik dapat dibedakan menjadi alat ukur linier langsung dan
alat ukur linier tidak langsung. Dengan alat ukur linier langsung, hasil
pengukuran dapat lamgsung dibaca pada bagian penunjuk skala atau peraga. Dengan
alat ukur linier tidak langsung maka hasil pengukuran harus dibandingkan lagi
dengan alat ukur linier langsung. Dalam pendalama ini akan dibahas empat macam
alat ukur mekanik presisi yaitu: jangka sorong, height gauge, mikrometer, dan
dial indikator.
1. Mistar Sorong(Vernier Caliper)
Jangka Sorong atau sering juga disebut mistar ingsut atau
juga disebut sesuai dengan nama penemunya Schuifmaat. Bagian utama terdiri dari
rahang tetap dan skala utama dan bagian kedua terdiri dari rahang gerak dan skala
nonius.
Biasanya Shuifmaat mempunyai kapasitas ukur sampai 150 mm dan yang besar mencapai 1000 mm. Kecermatan atau ketelitian pembacaan tergantung pada skala noniusnya . Skala nonius yang ada umumnya 0,10 mm; 0,05 mm; 0,02 mm; 1/64 inchi; dan 1/128 inchi.
Keterangan:
1.
Rahang
tetap dan geser berfungsi sebagai sensor untuk mengukur ketebalan maupun
diameter suatu objek
2.
Rahang
tanduk yang tetap dan geser berfungsi untuk mengukur diameter lubang maupun
lebar alur atau celah objek
3.
Lidah
ekor berfungsi untuk mengukur kedalaman/ketinggian suatu objek
4.
Skala
Utama dengan satuan mm
5.
Skala
Utama dengan satuan inchi
6.
Skala
nonius dengan satuan mm
7. Skala nonius dengan skala inchi
8. Kunci peluncur
a. Skala
Nonius Kecermatan 0,10 mm
Dalam 1 cm skala utama dibagi menjadi 10 bagian sehingga setiap bagian
skala utama u sama dengan 1 mm. 9 bagian skala
utama dibagi 10 bagian skala nonius sehingga setiap bagian skala nonius n sama dengan 0,9 mm. Selisih nilai setiap bagian
skala utama dan nonius disebut kecermatan/ketelitiank :
Jadi
- Keetelitian k = u – n = 1 – 0,9 = 0,10 mm
- Hasil X = ux + k.nx
b. Skala Nonius Kecermatan 0,05 mm
Dalam 2 cm skala utama dibagi menjadi 20 bagian sehingga setiap bagian
skala utama u sama dengan 1 mm. 19 bagian skala
utama dibagi 20 bagian skala nonius sehingga setiap bagian skala nonius n sama dengan 19/20 mm. Selisih nilai setiap bagian
skala utama dan nonius disebut kecermatan/ketelitian
k :
Jadi
- Keetelitian k = u – n = 1 – 19/20 = 1/20 = 0,05 mm
- Hasil X = ux + k.nx
a) Skala
Nonius Kecermatan 0,02 mm
Dalam 5 cm skala utama dibagi menjadi 50 bagian sehingga setiap bagian skala utama u sama dengan 1 mm. 49 bagian skala utama dibagi 50 bagian skala nonius sehingga setiap bagian skala nonius n sama dengan 49/50 mm. Selisih nilai setiap bagian skala utama dan nonius disebut kecermatan/ketelitian k :
Jadi :
- Keetelitian k = u – n = 1 – 49/50 = 1/50 = 0,02 mm
- Hasil X = ux + k.nx
a) Skala
Nonius Kecermatan 1/64 inchi
Dalam 1 inchi skala utama dibagi
menjadi 8 bagian sehingga setiap bagian skala utama u sama dengan 1/ 8 inchi
. 7 bagian skala utama= 7/8 inchi dibagi
8 bagian skala nonius sehingga setiap bagian skala nonius n sama dengan 7/64 inchi. Selisih nilai setiap bagian skala
utama dan nonius disebut kecermatan/ketelitian k :
Jadi
- Keetelitian k = u – n = 1/8 – 7/64 = 1/64 inchi
- Hasil X = ux + k.nx
3. Vernier Caliper Ketinggian (Hight Gauge)
Alat ukur ini dilengkapi dengan rahang ukur yang bergerak
vertikal pada batang tegak berskala
tertentu. Skala utama berada pada batang tegak dan nonius berada dan menyatu
dengan pemegang rahang yang dapat digerakkan naik turun. Permukaan rahang
sejajar dengan permukaan landasan. Pemakaian alat ini memerlukaan landasan yang
betul rata sebagai acuan atau biasa digunakan meja rata.
Cara
Menggunakan Hight Gauge untuk mengukur panjang/tinggi benda
a.
Yakinkan alat
dapat berfungsi dengan baik dan periksa ketelitiannya
b.
Letakkan alat
di atas meja rata yang telah dibersihkan permukaannya
c.
Turun/sentuhkan
sensor/permukaan rahang ke permukaan meja
d.
Setting dial
supaya jarum menunjukkan angka nol
e.
Letakkan benda
diatas meja dekat rahang alat
f.
Geser rahang ke
atas dan sentuhkan ke permukaan atas benda
g.
Baca angka yang
ditunjukkan oleh jarum dial
h.
Jika tidak
dipakai lagi, bersihkan dan simpan pada sarung atau tempatnya
4. Mikrometer
Mikrometer sekrup diciptakan pertama kali oleh William Gascoigne pada
sekitar abad ke-17. Penciptaan mikrometer sekrup dilatar belakangi oleh kurang
telitinya jangka sorong dalam mengukur benda-benda berukuran kecil.
Pengembangan prinsip kerja jangka sorong tersebut menghasilkan alat ukur baru dengan
tingkat ketelitian mencapai 0,01 mm.Menurut
fungsinya, mikrometer dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
o
Mikrometer Luar: dipakai untuk mengukur bagian luar benda seperti diameter kawat, ketebalan blok-blok serta batang-batang.
o
Mikrometer dalam: dipakai untuk mengukur
diameter lubang, lebar alur.
·
Mikrometer kedalaman: dipakai untuk
mengukurkedalaman dan ketinggian dari sebuah benda.
a.
Nama dan Komponen dan Fungsi Komponen Mikrometer.
Mikrometer dan bagian-bagian utama dapat digambarkans sebagai berikut.
Keterangan
1)
Poros Tetap. Terletak di ujung lengkung
frame dan tidak bisa bergerak.
2) Poros Geser. Terletak di ujung lengkung frame
lainnya dan bisa digerakan dengan memutar pemutarnya.
3) Skala utama. Terletak sejajar poros geser dan
menujukan skala dalam satuan mm.
4) Skala Nonius atau Skala Putar. Terletak di
samping skala utama dan memutari skala utama. Ketelitian skala nonius adalah
0,01 mm.
5) Pemutar. Terletak di samping skala nonius dan
dapat diputar untuk menggerakkan poros geser.
6) Pengunci. Untuk mengunci poros geser agar tidak
bergerak.
7) Rachet. Tidak memiliki fungsi selain untuk
membantu pergerakan poros geser. Jika poros geser bergera, rachet juga ikut
bergerak.
8)
Frame. Berbentuk U sebagai rangka
poros.
b. Cara membaca Hasil Pengukuran pada Mikrometer Skrup
Seperti kita tahu, mikrometer sekrup terdiri dari 2 skala, yaitu skala utama (terletak pada poros geser) dan skala nonius atau skala putar (terletak pada pemutar).Masing-masing skala ini memiliki fungsi berbeda.
Skala utama memiliki angka-angka yang mewakili satuan
milimeter (mm) dan dibagian tengah antar angka-angka tersebut terdapat titik
tengah. Pada contoh gambar di atas misalnya, skala utama menunjukan angka 5,5
mm.Skala nonius memiliki angka-angka yang mewakili skala mikrometer (0,01 mm).
Skalanya sendiri ada 50 buah garis dalam satu putaran penuh. Adapun jika skala
nonius diputar penuh, poros geser umumnya akan bergeser sebanyak 0,5 mm.
Sehingga setiap garis pada skala nonius mewakili ketebalan 0,5 mm dibagi 50 garis = 0,01 mm.
Pada contoh gambar di atas, skala nonius menunjukan garis ke 26, yang berarti mewakili 0,26 mm. Dari pengamatan kedua skala tersebut, sekarang kita bisa menghitung berapa ketebalan benda yang diukur dengan menjumlah nilai yang ditunjukan skala utama dan skala nonius, yaitu = 5,5 mm + 0,26 mm = 5,76 mm.
4. Dial Indikator
Dial Indikator atau juga
dikenal dengan Dial Gauge ialah alat ukur dengan skala pengukuran yang sangat teliti mulai dari 0,01 0,005 dan 0,001 mm dengan kapsita
pengukuran 20, 10, 5 dan 1 mm. Prinsip kerjanya secara mekanis dimana gerak
lurus dari sensor dirubah menjadi gerak putar oleh jarum penunjuk skala melalui
perantaraan roda gigi. Dial gauge ini merupakan tools yang tidak
dapat berdiri sendiri, artinya ia mesti dipasangkan pada suatu alat bantu yang
disebut Magnetic Base, sebagai
pemegang dial gauge dan berfungsi mengatur posisi dari dial gauge
(tinggi-rendahnya, kemiringannya) pada tempat atau permukaan benda yang diukur.
Kegunaan/Fungsi :
a. Memeriksa kerataan permukaan bidang datar.
b.
Memeriksa
kelurusan dan kebulatan sebuah poros.
c.
Mengukur
kesejajaran dua permukaan benda
d. Memeriksa eksentrisitas benda
e. Leveling dan lainnya
Cara
Menggunakan/Mengukur dengan Dial Indikator adalah sebagai berikut.
1)
Yakinkan bahwa
Dial Indikator terkalibrasi dan kondisi baik
2)
Tekan ujung
poros sambil perhatikan gerak jarum panjang dan pendek
3)
Skala jarum
panjang terdiri dari 100 bagian dan jarum pendek 10 bagian
4)
Jika jarum
panjang berputar 10x danjarum pendek berputar 1x, berarti kapasitas nya 1 cm
dengan ketelitian 0,01 mm
5)
Pasang dial indicator pada standnya.
6)
Tempelkan contact point pada benda kerja yang akan
diukur.
7)
Kendorkan screw pengikat pada skala dan posisikan
angka nol sejajar dengan jarum
penunjuk. lalu kencangkan lagi screw pengikat.
8)
Gerakkan benda
kerja sesuai kebutuhan.
9)
Baca nilai
penyimpangan jarum penunjuk pada skala +6 strip/bagian
10)
Berarti ada
penyimpangan (lebih tebal) 0,01 . 6 =
0,06 mm
11)
Gerakkan lagi
benda kerja ke posisi berikutnya dan jarum panjang bergerak ke arah minus 2 strip/bagian.
12)
Berarti ada
penyimpangan (lebih tipis) 0,01 .- 2 =
- 0,02 mm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar