RODA GERINDA
Roda gerinda terdiri dari butiran pemotong (abrasive) dan perekat (bond) yang dibuat dengan cara dipanaskan pada dapur listrik sampai temperatur tertentu, kemudian dikempa dalam cetakan dengan bentuk yang diinginkan. Roda gerinda adalah salah satu jenis alat pemotong yang digunakan untuk pekerjaan finishing dengan hasil tingkat kehalusan dan toleransi tertentu, yang sebelumnya sudah dilakukan pengerjaan awal dengan jenis mesin lainnya. Fungsi roda gerinda diantaranya, digunkan unutk menggerinda datar, mengasah dan membentuk pisau atau untuk jenis pekerjaan lain yang tidak dapat dikerjakan pada mesin perkakas lainnya.
a.
Bagian-bagian Roda Gerinda.
Untuk mendapatkan hasil penggerindaan yang maksimal roda gerinda dibuat terdiri dari beberapa bagian yaitu, butiran pemotong (abrasive) dan perekat (bond) yang jenisnya dan proses pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan.
Bagian-bagian
roda gerinda
Butiran-butiran pemotong (abrasive) pada roda
gerinda, berfungsi sebagai pemotong pada saat digunakan dan perekat (bond)
berfungsi untuk mengikat antara satu butiran dengan butiran lainnya dengan
kekuatan tertentu. Setelah dilakukan proses pengolahan dan
pembentukan/pencetakan, roda gerinda terdiri dari beberapa bagian.
Bagian-bagian
roda gerinda setelah dilakukan proses pengolahan
dan pembentukan/pencetakan
b. Macam-macam Butiran
Pemotong (Abrasive).
Butiran pemotong dibuat sesuai dengan kebutuhan pekerjaan. Terdapat macam-macam butiran pemotong diantaranya:
1) Alumunium Oxide (AL2O3). “Simbol
A”.
Aluminium oksida memiliki variasi dalam sifat yang
timbul dari perbedaan komposisi kimia dan struktur yang diakibatkan dari proses
manufaktur atau pembuatannya. Aluminium oksida grit murni (AL2O3) berwarna
putih memilki struktur berongga dan tajam dengan kekuatan rendah, digunakan
untuk penggerindaan umum/pengasaran dengan hasil kehalusan sedang. Butiran
jenis ini memilki sifat kurang tahan terhadap panas dan sensitif terhadap keras
dan bahan besi. Aluminium oksida (AL2O3) paduan dengan TiO2
berwarna coklat, memiliki kekerasan yang
lebih rendah namun memiliki ketangguhan tinggi. Butiran jenis ini memilki sifat
kurang tahan terhadap panas dan sensitif terhadap keras dan bahan besi.
Aluminium oksida paduan dengan kromium oksida (<3%) berwarna merah muda,
memilki keseimbangan antara kekerasan dan ketangguhan dan efisien. Butiran
jenis ini memilki sifat tahan terhadap panas, tekanan tinggi dan bahan besi.
Roda gerinda dengan butiran alumunium oxide secara umum digunakan untuk
menggerinda benda kerja yang mempunyai tegangan tarik tinggi (baja karbon, baja
paduan dan HSS). Proses pembuatan butiran alumunium oxide dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
2) Silicon carbida (Sic) “
Simbol C ”
Silikon karbida warna hitam
mengandung setidaknya 95% SiC. Memiliki sifat kurang keras namun tangguh dan
efisien digunakan untuk grinding bahan nonferrous. Silikon karbida warna hijau
mengandung setidaknya 97% SiC. Memilki sifat yang lebih baik jika dibandingkan
dengan silicon karbida berwanan hitam digunakan untuk menggerinda karbida yang
disemen (bahan keras). Roda gerinda dengan butiran silikon karbida secara umum
digunakan untuk menggerinda benda kerja yang mempunyai tegangan tarik rendah
(besi tuang kelabu, grafit, alumunium, kuningan dan carbide). Proses pembuatan
butiran silicon karbida dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
3) Boron Nitrit . “ Simbol
CBN ”
Butiran boron nitrit,
memiliki sifat keras, tangguh dan efisien. Digunakan untuk menggerinda benda
kerja yang sangat keras (baja perkakas dengan kekerasan diatas 65 HRC). Proses
pembuatan roda gerinda dengan butiran boron nitrit dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
c. UKuran Butiran Pemotong
Roda Gerinda
Besarnya butiran pemotonga
roda gerinda didapat dengan cara menyaring butiran-butiran tersebut pada
penyaring dengan jumlah mata jala tertentu pada setiap 1 inchinya. Proses
penyaringan ukuran butiran roda gerinda dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
d. Macam-macam Perekat (Bond)
Terdapat bermacam-macam
perekat dalam membuat roda gerinda diantaranya:
Sebagian besar roda gerinda
menggunakan perekat jenis keramik. Kelebihannya perekat jenis ini diantaranya:
tahan terhadap air, oly, asam dan panas. Sedangkan kelemahanya diantaranya:
rapuh dan kasar, sehingga batu gerinda tidak boleh tipis. Proses pembuatan
perekat keramik dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
2) Perekat silikat.
Khusus digunakan untuk
mengasah alat-alat potong, karena perekat jenis ini mudah melepaskan butiran (pulder
acting). Proses pembuatan perekat silikat dapat dilihat pada gambar dibawah
ini.
3) Perekat shellac.
Jenis perekat ini digunakan
untuk pengerjaan halus, dan ketahanan terhadap panas rendah. Proses pembuatan
perekat shellac dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
4) Perekat Karet.
Roda gerinda dengan perekat
karet digunakan untuk roda gerinda pengontrol/penahan pada mesin gerinda
silinder tanpa senter (centerless grinding). Proses pembuatan perekat
karet dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
5) Perekat Resin Syntetik (Syntetic
Resin Bond).
Roda gerinda dengan perekat
resin syntetik, digunakan untuk roda gerinda pemotong yang tipis, karena
perekat jenis ini elastis dan ulet. Proses pembuatan perekat resin syntetik
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
6) Perekat logam.
Roda gerinda dengan perekat
logam, digunakan untuk mengikat butiran pemotong boron nitride dan Intan.
Proses pembuatan perekat resin syntetik dengan menggunakan proses elektro plating.
e. Tingkat Kekerasan Roda
Gerinda
Yang dimaksud dengan tingkat
kekerasan roda gerinda adalah kemampuan perekat untuk mengikat butiran pemotong
dalam melawan pelepasan butiran akibat adanya tekanan pemotongan.
1) Roda Gerinda Lunak
Roda gerinda lunak memiliki
prosentase perekat sedikit, sehingga memiliki sifat mudah untuk melepaskan
butiran dibawah tekanan pemotongan tertentu. Roda gerinda jenis ini digunakan
untuk menggerinda bahan/material yang keras.
2) Roda Gerinda Keras.
Roda gerinda keras memilki prosentase jumlah perekat besar apabila dibandingkan dengan roda gerinda lunak, sehingga memilki sifat sulit untuk melepaskan butiran pada tekanan pemotongan tertentu. Roda gerinda jenis ini digunakan untuk menggerinda bahan/material yang lunak.
f. Struktur Roda Gerinda
Struktur roda gerinda
ditentukan oleh besar kecilnya volume pori-pori yang terdapat diantara butiran
pemotong. Pori-pori berfungsi sebagai ruang/tempat beram dan memperbaiki proses
pendinginan.
Struktur
roda gerinda secara garis terdiri dari tiga jenis yaitu, struktur terbuka (open
structure/open spacing), struktur sedang (medium struktur/medium
spacing) dan struktur padat (dense structure/close spacing).
1) Struktur Terbuka Open Structure/Open Spacing).
Roda gerinda struktur
terbuka, memiliki ruang antara butiran pemotong lebar. Efisisensi pemotongan
baik dan digunakan untuk pengasaran.
2) Struktur Sedang (Medium
Struktur/Medium Spacing).
Roda gerinda struktur sedang
memiliki ruang antara butiran pemotong sedang. Efisisensi pemotongan sedang
dengan hasil penggerindaan kehalusan permukaan sedang.
3) Struktur Padat (Dense
Structure/Close Spacing)
Roda gerinda struktur padat
memiliki ruang antara butiran pemotong kecil. Efisiensi pemotongan kurang baik
dan digunakan untuk proses finising.
g. Bentuk/Geometris Roda
Gerinda.
Bentuk roda gerinda dibuat berdasarkan kebutuhan jenis pekerjaan, maka masing-masing bentuk roda gerinda memiliki fungsi yang berbeda-beda. Terdapat beberapa macam bentuk roda gerinda diantaranya:
1) Roda Gerinda Lurus (Straight
Wheel)
Roda gerinda lurus digunakan
untuk penggerindaan datar pada mesin gerinda datar, penggerindaan silinder luar
pada mesin gerinda silinder, dan penggerindaan alat-alat potong perkakas tangan
pada mesin gerinda bangku/pedestal.
2) Roda Gerinda Silinder (Cylinder
Wheel)
Roda gerinda silinder
digunakan untuk penggerindaan diameter dalam dengan posisi spindel vertikal
atau horizontal.
3) Roda Gerinda Tirus Satu
Sisi (Tappered One Side Wheel)
Roda gerinda turus satu sisi
digunakan untuk penggerindaan alur miring satu sisi dan mengasah pisau mesin
perkakas.
5) Roda Gerinda Pengurangan
Satu Sisi (Recessed One Side Wheels)
Roda gerinda pengurangan
satu sisi digunakan untuk penggerindaan permukaan bidang datar dengan posisi
spindel datar atau horizontal.
6) Roda Gerinda Pengurangan
Dua Sisi (Recessed Two Side Wheels)
Roda gerinda pengurangan dua
sisi digunakan untuk penggerindaan datar dengan posisi spindel tegak atau
vertikal.
7) Roda Gerinda Mangkuk
Lurus (Straight Cup Wheels)
Roda gerinda mangkuk lurus
digunakan untuk penggerindaan permukaan datar dengan spindel vertical dan
penggerindaan sisi dengan spindel horizontal.
8) Roda Gerinda Mangkuk
kerucut (Taper Cup Wheels)
Roda gerinda mangkuk kerucut
digunakan untuk penggerindaan alat-alat potong.
9) Roda Gerinda Piring (Dish
Wheels)
Roda gerinda piring memiliki
ciri-ciri bidang potongnya berbentuk lurus. Roda gerinda jenis ini digunakan
untuk penggerindaan alat-alat potong.
10) Roda Gerinda Piring
Gergaji (Saw gummer/Sauser Wheels)
Roda gerinda pring geraji
memiliki ciri-ciri bidang potongnya berbentuk radius. Roda gerinda jenis ini
digunakan untuk penggerindaan alat-alat potong khususnya untuk daun gergaji.
11) Roda Gerinda Tanpa
Senter (Centerlees Grinding Wheels)
Roda gerinda tanpa senter
digunakan untuk penggerindaan diameter luar tanpa senter pada mesin gerinda
silinder (cylinder grinding machine).
12) Roda Gerinda dalam (Internal
Grinding Wheels)
Roda gerinda dalam,
digunakan untuk penggerindaan diameter dalam pada mesin gerinda silinder (cylinder
grinding machine). Terdapat dua jenis roda gerinda dalam yaitu roda gerinda
dalam tanpa tangkai dan dengan tangkai.
13) Roda Gerinda Bentuk
Khusus
Roda gerinda bentuk khusus
digunakan untuk penggerindaan datar pada mesin gerinda datar dengan spindel
tegak atau vertikal. Roda gerinda jenis ini terdapat beberapa buah mata batu
gerinda yang diikatkan pada pemegang/holdernya, yang jumlahnya tergantung dari
besar diameter pemegangnya. Sehingga apabila ada salah satu mata batu gerinda
yang rusak, penggantiannya cukup satu mata batu gerinda saja.
h. Sistem Penandaan Batu
gerinda
Pada setiap roda gerinda terdapat suatu standar penandaan untuk menentukan identitas sebuah batu gerinda. Identitas ini dituliskan pada kertas label yang ditempelkan pada sisi roda gerinda atau dengan cara lain berupa huruf-huruf dan angka-angka. Penandaan ini bertujuan, agar pengguna mengetahui spesifikasi utama yang ada pada roda gerinda tersebut diantaranya: jenis butiran abrasive, ukuran butiran abrasive, jenis perekat, tingkat kekerasan dan strukturnya. Selain itu sebuah roda gerinda juga diberi identitas lain yaitu: ukuran (diameter luar, diameter dalam dan ketebalan) dan merk pabrik pembuatnya.
Contoh pembacaan atau
pengertian penandaan roda gerinda adalah sebagai berikut:
Pengertian penandaan roda
gerinda diatas adalah:
A : Butiran pemotong
“Alumunium oksida”
16 : Ukuran butiran “Sangat
kasar”
P : Kekerasan “Keras”
5 : Struktur “Sedang”
V : Perekat keramik (Vitrified
bond).
BE : Karakteristik/type
perekat
. Pembentukan dan Pengasahan
Roda Gerinda (Trueing And Dressing Of Grinding Wheel)
Pembentukan dan pengasahan roda
gerinda dilakukan sesuai dengan kebutuhan hasil penggerindaan, yaitu
bentuk/profil dan kehalusan seperti apa yang diinginkan. Peralatan yang
digunakan untuk melakukan pembentukan dan pengasahan roda gerinda
adalah, dudukan/pemegang (holder) dan alat pengasah dan pembentuk roda
gerinda/dreser (dresser).
1) Pembentukan Roda Gerinda (Trueing)
Pembentukan roda gerinda (trueing),
adalah proses pembentukan roda gerinda yang hasil permukaannya dapat
berbentuk rata, bertingkat, miring, radius, alur profil (alur bentuk standar,
alur bentuk radius dan alur bentuk V) dan bentuk-bentuk lainnya. Selain itu trueing
juga dapat diartikan, proses mempertahankan bentuk roda gerinda dengan cara
memperbaiki/meratakan permukaan yang rusak atau tidak rata (miring atau
beralur) akibat kesalahan penggunaan.
a) Pembentukan Roda Gerinda
Bentuk Rata
Pembentukan roda gerinda bentuk rata, digunakan untuk penggerindaan pada mesin gerinda datar dengan hasil permukaan dan sisinya rata. Alat yang digunakan untuk melakukan pembentukan adalah, dudukan/pemegang dreser bentuk standar dan dresser.
b) Pembentukan Roda Gerinda
Bentuk Miring
Pembentukan roda gerinda
bentuk miring, digunakan untuk penggerindaan pada mesin gerinda datar dengan
hasil permukaan miring. Alat yang digunakan untuk melakukan pembentukan adalah,
sinus pembentuk sudut roda gerinda (angle sine wheel dresser) dan
dreser.
c) Pembentukan Roda Gerinda
Bentuk Bertingkat
Pembentukan roda gerinda
bentuk bertingkat, digunakan untuk penggerindaan pada mesin gerinda datar
dengan hasil permukaan bertingkat. Alat yang digunakan untuk melakukan
pembentukan adalah, pembentuk sisi roda gerinda presisi (preccisions duples
wheel dresser) dan dreser.
d) Pembentukan Roda Gerinda
Multi Bentuk
Pembentukan roda gerinda
multi bentuk, digunakan untuk penggerindaan pada mesin gerinda datar dengan
hasil permukaan berbagai macam bentuk tergantung bentuk grinda yang digunakan.
Alat yang digunakan untuk melakukan pembentukan adalah, pembentuk roda gerinda
universal (universal wheel dresser) dan pembentuk radius dan sudut roda
gerinda dengan kaca pembesar/optic (optical radius & angle wheel dresser).
Hasil
pembentukan roda gerinda multi bentuk dengan pembentuk roda gerinda universal
Hasil
pembentukan roda gerinda multi bentuk dengan pembentuk radius dan sudut roda
gerinda dengan kaca pembesar/optic
2) Pengasahan/Dresing (Dressing)
Roda Gerinda.
Pengasahan/dresing roda gerinda bertujuan untuk
mempertahankan/mengkondisikan roda gerinda agar tajam kembali akibat dari
terjadinya loading dan glazing. Loading adalah tumpulnya roda
gerinda yang diakibatkan oleh kotoran yang menutupi sisi butiran pemotong.
glazing adalah
tumpulnya roda gerinda yang diakibatkan oleh ausnya sisi potong butiran
pemotong Pada umummya terjadi pada roda gerinda yang keras, maka dari itu
perhatikan spesifikasi roda gerinda.
j.
Proses Pembentukan dan Pengasahan Roda Gerinda (Trueing And Dressing)
Alat
yang digunakan untuk proses pembentukan dan pengasahan roda gerinda (trueing
and dressing) adalah dreser (dresser). Terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan proses pembentukan dan pengasahan roda
gerinda diantaranya:
1)
Perlakuan Terhadap Dreser (Dresser)
Dreser merupakan sebuah alat
yang harganya relatif mahal, karena terbuat dari bahan intan/berlian. Disamping
itu, proses pembuatannya harus dilakukan dengan menggunakan cara atau teknik
sesuai ketentuan, dan bahkan sampai saat ini tidak banyak industri yang
memproduksi alat tersebut. Maka dari itu, perlakukan terhadap dreser harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
- Gunakan dreser hanya untuk pekerjaan truing dan dressing
- Untuk menghindari lepasnya dreser dari pemegangnya, hindari terjadinya beban kejut pada saat digunakan
- Intan memiliki sifat kekerasan sangat keras dan tahan terhadap gesekan, namun rentan terhadap benturan. Maka dari itu, hindari dari terjadinya benturan atau terjatuh.
· 2) Penempatan atau Posisi Dreser (Dresser)
Penempatan atau posisi dreser,
sangat berpengaruh terhadap keselamatan dreser dan roda gerinda. Maka dari itu
penempatan atau posisi dreser pada saat digunakan harus memperhatikan beberapa
hal diantaranya:
·
Penempatan atau
posisi dreser harus benar, yaitu ditempatkan bergeser dari sumbu spindel mesin
yaitu sebesar ± ¼ inchi atau ± 6 mm dan dimiringkan sekitar 15º.
·
Tidak dibenarkan
penempatan atau posisi dreser diletakkan berlawanan dengan arah putaran roda
gerinda, karena intan akan mudah terlepas akibat titik singgung tidak mengenai
ujung intan. Pada posisi ini, jika dudukan dreser pemasangannya kurang kuat,
akan mudah tergeser atau terangkat sehingga dreser dan roda gerinda rawan
terhadap kerusakan.
·
Pengikatan batang
intan pada dudukannya harus kuat dan jaraknya tidak boleh terlalu tinggi. Karena
kondisi tersebut akan mengakibatkan mudah terjadi perubahan posisi dan getaran
pada batang intan, yang akan mengakibatkan pecah atau terlepasnya intan dari
batangnya.
3) Seting Dreser
Pada saat melakukan seting posisi dreser harus dilakukan secara hati-hati. Tempatkan dreser ditengah-tengah roda gerinda, jika sudah menyentuh baru kemudian lakukan penggeseran secara pelahan atau menggunakan feding yang lambat agar permukaan roda gerinda benar-bendar rata.
k.
Menyetimbangan Roda Gerinda (Balancing)
Untuk
mendapatkan hasil penggerindaan yang baik, roda gerinda sebelum dipasang pada
spindel mesin harus disetimbangkan terlebih dahulu.Proses menyetimbangkan roda
gerinda harus mengikuti prosedur yang berlaku, agar roda gerinda benar-benar
setimbang pada saat digunakan.
1)
Tujuan Menyetimbangkan Roda Gerinda
Menyetimbangkan roda gerinda
tujuannya adalah, membagi massa/beban dari roda gerinda agar terpusatnya dengan
menggatur bobot penyeimbangnya.
Penyebab
roda gerinda tidak setimbang dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya:
·
Struktur
Butiran Roda Gerinda Tidak Merata/Homogin
Struktur butiran roda gerinda tidak merata/homogin,
akibat dari proses produksinya oleh pabrik pembuat.
·
Roda Gerinda Basah.
Roda gerinda basah tidak merata, akibat pada saat
memberhentikan pendingin masih keluar dari reran.
·
Adanya Cacat
Pada Permukaan Roda Gerinda.
Cacatnya roda gerinda pada umumnya diakibatkan
terjadinya benturan roda gerinda dengan benda lain yang lebih keras. Proses
terjadinya benturan diantaranya terjadi pada saat dibawa, dipasang atau
digunakan yang dilakukan dengan tidak hati-hati.
Dampak atau akibat dari tidak setimbangnya roda gerinda dapat mengakibatkan diantaranya:
· Kwalitas hasil penggerindaan kurang baik.
Dengan tidak setimbangnya roda gerinda, mengakibatkan roda gerinda jadi bergetar sehingga kwalitas hasil peggerindaan kurang baik
· Mempercepat keausan bantalan pada mesin gerinda.
Dengan tidak setimbangnya roda gerinda, mengakibatkan roda gerinda jadi bergetar sehingga kwalitas hasil peggerindaan kurang baik
2)
Langkah-Langkah Menyetimbangan Roda Gerinda (Balancing)
Langkah-langkah
menyetimbangan roda gerinda adalah sebagai berikut:
·
Langkah awal yang
harus dilakukan dalam menyetimbangkan roda geinda adalah, melepas semua bobot
penyetimbang dari pencekam roda gerinda. Jika bobot penyetimbang tidak bisa
dilepas, semua bobot harus ditempatkan pada jarak yang sama satu sama lainnya.
·
Laksanakan proses
dressing untuk mengurangi masa/beban roda gerinda yang tidak merata..
·
Tempatkan dudukan
penyetimbang ditempatkan yang rata dan stabil dan stel posisi gelembung air
pengontrol (waterpass) harus ditengah- tengah
·
Pasang arbor pada
lubang pencekam/flens roda gerinda. Kondisi arbor dan lubang harus benar-benar
bersih dari kotoran
·
Roda gerinda yang
telah terpasang pada arbor diletakkan pada dudukan penyetimbang. Dalam hal ini
arbor harus benar-benar tegak lurus dan ditengah kedua jalur penyetimbang
·
Roda gerinda
dibiarkan bergulir kekiri dan kekanan, tunggu hingga berhenti dengan
sendirinya. Posisi ini berarti bagian terberat ada pada bagian bawah (pusat
grafitasi)
·
Roda gerinda pada bagian atas ditandai dengan kapur (berlawanan
arah dengan pusat gravitasi).
·
Salah satu bobot
penyetimbang dipasang dan dikencangkan searah dengan tanda kapur. Selama
penyetimbangan berlangsung, posisi bobot jangan dirubah/digeser.
·
Dua bobot
penyetimbang lainnya dipasang dekat dengan pusat gravitasi dan masing-masing
mempunyai jarak yang sama dengan bobot penyetimbang yang pertama.
·
Roda gerinda
ditempatkan kembali pada posisi tengah jalur gerinda, dan putar 90° searah
jarum jam dan lepaskan dari pegangan sampai berhenti dengan sendirinya.
·
Jika roda gerinda
kembali pada posisi pertama, dua bobot penyetimbang harus diatur mendekati
bobot penyetimbang pertama.
·
Sebaliknya jika
roda gerinda bergulir berlawanan arah dengan posisi pertama (tanda kapur
dibawah), dua bobot penyetimbang harus digeser menjahui bobot penyetimbang
pertama.
· Jika roda gerinda dapat berhenti pada posisi dimana saja. Dengan demikian roda gerinda disebut setimbang.
Pemeriksaan
Roda Gerinda
Roda
gerinda adalah salah satu alat yang rawan terhadap kerusakan akibat terjadinya
benturan. Akibat kesalahan proses pembuatan atau pengangkutan dan penyimpanan
roda gerinda yang tidak hati-hati, kemungkinan bisa saja terjadi rusak/retak.
Jika roda gerinda yang retak tetap digunakan, pada saat mendapat beban
pemakanan roda gerinda tersebut mudah pecah yang dapat menyebabkan kerusakan
pada mesin dan benda kerja yang sedang dikerjakan, termasuk membahayakan
operator akibat loncatan serpihan/pecahan roda gerinda. Maka dari itu, roda
gerinda sebelum digunakan harus diperiksa dari keretakan dengan cara sebagai
berikut:
1)
Pemeriksaan
Roda Gerinda Dengan Cara Diletakan Pada Lantai
Pemeriksaan roda gerinda dengan cara diletakan pada lantai atau landasan yang keras, caranya dengan memukul secara perlahan menggunakan sejenis tangkai obeng dari bahan plastik. Lokasi atau titik-titik yang harus diperiksa pada setiap jarak sekitar 45o. Roda gerinda yang tidak retak jika dipukul suaranya lebih nyaring dibandingkan dengan roda gerinda yang retak.
2)
Pemeriksaan
roda gerinda dengan cara ditahan dengan tangan
Pemeriksaan
roda gerinda dengan cara ditahan dengan tangan (digantung atau dipegang pada
lubang roda gerinda), caranya dengan memukul secara perlahan dengan menggunkan
sejenis tangkai obeng atau palu dari bahan plastic atau. Roda gerinda yang
perekatnya menggunakan keramik dan silikat, jika kondisinya tidak retak akan
berbunyi nyaring dan jika kondisinya retak tidak akan berbunyi nyaring sehingga
tidak layak untuk digunakan.
m.
Pemasangan Roda Gerinda
Roda
gerinda harus terpasang kuat dan aman pada spindel mesin. Oleh karena itu
paking kertas yang sudah terpasang pada kedua sisi roda gerinda baru jangan
sampai dilepas, bahkan jika tidak ada harus dibuat baru dengan jenis yang
serupa. Paking ini berfungsi sebagai peredam dan perapat antara roda gerinda
dengan flens (flange).