ASSEMBLY
Dalam mendesain sebuah mesin atau produk yang terdiri atas berbagai macam Part kita akan membutuhkan Assembly sebagai tema untuk merakit. Di dalam Assembly, kita dapat melakukan berbagai macam pekerjaan, seperti melakukan modifikasi Part, simulasi fungsi alat, sampai berbagai macam analisis lainnya. Dengan demikian, pekerjaan kita dalam mendesain akan lebih mudah. Assembly sendiri terdiri atas Single Part dan Sub Assembly yang semuanya ada di dalam File Assembly. Di dalam Assembly yang besar dan memiliki banyak Part buatlah beberapa Assembly kecil atau Sub Assembly. Adanya Sub Assembly akan mempercepat proses modifikasi Part dan memudahkan pensarian karena akan membentuk kelompok-kelompok kecil. Beberapa Tool penting di dalam Assembly adalah sebagai berikut.
- Place Component
Fungsinya untuk memasukkan File komponen ke dalam File Assembly. Kita dapat memasukkan beberapa komponen sekaligus ke dalam Assembly. Komponen pertama yang diletakan dalam linkungan assembly secara otomatis akan ditempatkan pada origin point(0,0,0) dalam keaadan grounded. Kita dapat menaruh lebih dari satu komponen yang sama dengan mengklik dilokasi yang berbeda dalam graphic window.
Disamping kita dapat menggunakan geometri part dari aplikasi Autodesk Inventor, kita dapat menggunakan geometry dari aplikasi lain sebagai part di dalam assembly yang kita buat. Di bawah ini terdapat daftar list tipe file yang dapat anda gunakan dalam Autodesk Inventor:
Autodesk Inventor parts and assemblies (*.ipt, *.iam)
Autedesk Mechanical Desktop (*.dwg)
Autodesk Autocad (*.dwg)
file SAT(ACIS/ShapeManager) (*.sat)
file IGES (*.igs, *ige, *.iges)
file STEP (*.stp, *.ste, *.step)
Pro Enginer (*.prt, *.afm)
- Assembly Constraint
Kita menggunakan assembly constraints untuk menciptakan hubungan parametris antara tiap komponen dalam tiap assembly. Sebagaimana anda menggunakan 2D konstrain untuk mengontrol geometri 2D, menggunakan 3D assembly constrain dalam sebuah assembly untuk mengatur posisi sebuah komponen dalam hubungannya dengan komponen yang lain. Basic assembly constrain terdiri dari empat macam yang akan dijelaskan sebagai berikut:
Mate/Flush Constraint
Digunakan untuk meluruskan part feature seperti permukaan rusuk atau sumbu suatu part ke part yang lain.
Angle Constraint
Digunakan untuk memberikan sudut antara dua buah part bisa diaplikasikan ke permukaan datar, garis rusuk yang datar atau sumbu-sumbu.
Tangent Constraint
Digunakan untuk membuat sebuah hubungan tangensial antara permukaan dari dua buah part. Salah satu part tersebut harus merupakan permukaan lengkung.
Insert Constraint
Digunakan untuk memasukkan sebuah komponen ke komponen lain seperti baut poros dan lain–lain kedalam lubang pasangannya pada komponen lain. Konstrain ini mengkombinasikan sebuah mate constraint antara dua sumbu dan sebuah mate constraint antara dua permukaan datar. Konstrain ini diterapkan dengan memilih edge circular pada tiap part.
Latihan Assembly Male & Female
Langkah-langkahnya yaitu:
1. Bukalah Standard(mm).iam
2. Klik Place Component dan masukkan file Female.ipt lalu Male.ipt
3. Gunakan Mate Constraint lalu pilihlah lubang Female kemudian Silinder kecil dari Male.
4. Lakukan sekali lagi Mate Constraint lalu pilihlah sisi atas Female dan sisi bawah Male.
5. Jika ketiga lubang belum pas maka lakukan Mate Constrain kembali pada lubang tersebut.
Latihan Menambahkan Part Standard
Menambahkan part strandard pada hasil Assembly Male and Female berupa Fastener yaitu Bolt dan Pin. Langkah-langkahnya yaitu:
1. Pada hasil Assembly latihan sebelumnya klik Place From Content Center.
2. Maka akan muncul kotak library, carilah Bolt yang sesuai keinginan pada Fastener untuk ketiga lubang pada Assembly Male and Female.
3. Pada latihan ini kita akan memilih Bolt tipe Round Head dengan nama Screw GB/T 2672-2004, setelah dipilih lalu klik OK.
4. Lalu pasangkan dengan lubang yang akan kita pasang kemudian klik jika sudah pas dengan lubang dan klik lagi jika sudah pas ukuran kepalanya yang pada latihan ini ukurannya yaitu M4 x 5.
5. Muncul jendela Auto Drop, pada jendela ini kita bisa mengatur patern, edit size dan yang terpenting jika sudah sesuai tekan tombol “centang” atau apply.
6. Maka hasilnya sebagai berikut.
7. Jika ternyata ukuran Bolt belum sesuai maka kita bisa mengeditnya melalui Browser Bar dengan cara klik kanan pada jenis Elemen lalu pilih Change Size.
8. Selanjutnya kita akan menambahkan Pin, seperti sebelumnya klik Place From Content Center.
9. Pilihlah jenis Cyilindrical Pins ISO 2338
10. Gunakan diameter 8mm dan panjang 30mm.
11. Setelah kita masukkan pin tersebut ke halaman Assembly lalu kita akan memberikan Constrain.
12. Gunakan Constrain tipe Insert dengan Solutions Aligned dan pilihlah Pin tersebut sebagai Selections 1.
13. Kemudian pilihlah lubang pada part Male sebagai Selections 2 dan berilah offset -3mm.
14. Maka hasilnya akan sebagai berikut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar