SAMBUNGAN KELING
1. Maksud, Fungsi dan Persyaratan Sambungan
Konstruksi mesin seperti
pada mesin-mesin tranportasi, mesin-mesin angkat, mesin perkakas, mesin mesin
pertanian, mesin-mesin pabrik dan sebagainya, pada umumnya terdiri dari
berbagai bagian dan sambungan. Dalam menkonstruksi setiap sambungan tersebut
perlu mengetahui maksud, fungsi dan syarat syarat yang harus penuhi oleh
sambungan. Sebagai misal, sambungan dibangun berdasarkan atas pertimbangan
ekonomi, dan teknis. Pertimbangan secara ekonomis karena memang diperlukan dan
di pasaran sulit diperoleh, kalau memang ada harganya mahal. Pertimbangan
secara teknis, misalnya untuk memudahkan perakitan, pengangkutan, pembentukan,
penggantian dan sebagainya. Beberapa fungsi sambungan pada mesin di antaranya
adalah sebagai berikut.
a. Fungsi menyambung, di sini sambungan
meneruskan gaya
tanpa disertai gerakan. Jenis yang demikian terdapat pada sambungan keling,
sambungan las, sambungan susut, sambungan baut, sambungan lem dan sebagainya.
b. Fungsi merangkai, di sini sambungan memindahkan gaya
disertai gerakan. Sambungan model
demikian terdapat pada: kopling, bantalan, rem, roda gesek, puli, rantai dan
sebagainya.
c. Fungsi mendukung, sambungan ini meneruskan gaya
tanpa disertai gerakan. Sambungan model ini
terdapat pada konstruksi rangka dan pondasi mesin.
d. Sambungan penuntun, sambungan ini meneruskan gaya dengan gerakan. Jenis sam-bungan ini terdapat pada rangkaian kepala
silang, bantalan, sudu dan sebagainya.
e. Fungsi
melumas dan melindungi. Jenis ini
terdapat pada sambungan yang meneruskan gaya dengan
gerakan seperti pada bantalan, pelumas cair, pelumas gas, lapisan
penahan aus, lapisan cat dan sebagainya.
Bebarapa persyaratan yang perlu dipenuhi
oleh sambungan di antaranya adalah sambungsan harus ringan, kuat, mudah dibentuk,
mudah dirakit, dan murah.
2. Penggunaan Sambungan Keling.
Pesatnya perkembangan teknologi las dewasa ini, secara perlahan mampu menggeser penggunaan sambungan keling, kecuali sambungan-sambungan yang memerlukan ruang gerak untuk
pemuaian. Namun sambungan rangka seperti rangka pesawat terbang tidak cocok kalau
dilas, karena bagian sambungan yang dilas akan mengalami perubahan sifat.
Menurut sifatnya sambungan keling dapat
dibedakan sebagai berikut.
a. Sambungan
yang hanya menekankan pada segi
kekuatan saja. Contoh sambungan kerangka
baja pada jembatan, sambungan kerangka tower, kerangka kap gudang dan sebagainya.
b. Sambungan
yang memerlukan kekuatan dan kerapatan.
Contoh sambungan pada tangki muatan (zat cair, gas bertekanan tinggi), dinding kapal dan
sebagainya. Kekuatan sambungan pada jenis
ini diharapkan minimal 80 %, dari kekuatan plat yang disambungkan.
c.
Sambungan yang menekankan
pada segi kerapatan saja. Contoh sambungan tangki gas bertekanan rendah, tangki
air, minyk dan sebagainya.
Sambungan
keling model disain Rotscher, ditunjukkan dalam Gambat 2.1. Model (a) bentuknya
sederhana dan banyak dipakai, tetapi penerimaan terhadap tarik lebih baik seperti
yang ditunjukkan oleh model (b).
3. Jenis Keling
Keling yang terbuat dari St 36, St
44, dan St 52 dengan bentuk normalisasinya
seperti yang terlihat dalam Gambar 2.2. Keling-keling yang terbuat
dari logam ringan dengan normalisasi DIN 622, DIN 674,
ditunjukkan dalam Gambar 2.3. Bentuk-bentuk keling tersebut
mudah dijumpai di pasaran. Penggunaannya disesuaikan dengan sifat yang harus dipenuhi oleh
oleh sambungan.
4. Cara Mengeling
Cara mengeling kepala penutup berbentuk setengah bulat, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 2.4. Beralaskan kepala landas, palu pembentuk kepala
penutup berbentuk cekung, ditekankan dengan gaya yang cukup pada bahan, maka bahan kepala
penutup akan terbentuk. Agar jalan pembentuk kepala penutup tepat sasaran,
perlu dibantu dengan tabung pengarah.
Pengelingan keling yang berbentuk tabung, dilakukan dengan cara
menarik pena tarik. Hal ini dilakukan karena tidak
mungkin mengeling dari dua sisi. Gaya tarik yang lebih besar dari kekuatan pena
tarik, menyebabkan leher pena tarik putus dan pena Tarik dapat dikeluarkan dari dalam tabung keling. Keling tabung banyak
digunakan untuk menyambung plat-plat tipis seperti pada
lemari besi, konstruksi sayap pesawat terbang, atau yang lain.
5. Ukuran Keling
Beberapa data ukuran keling yang ada di pasaran, kebanyakan seperti yang
terdapat dalam Tabel 2.1.
Ukuran keling letup kebanyakan d = 8 mm, keling tabung d
antara 4 ÷ 20 mm dengan ketebalan t antara 0,25 ÷ 2 mm.
Beberapa hal yang sering dipakai sebagai batasan dalam membangun sambungan
keling sering menggunakan ketentuan sebagai berikut. Kalau l panjang batang keling, s tebal plat, t
jarak pusat keling, a jarak baris keling
dan e jarak tepi plat sampai pusat lubang keling, maka:
d ≈ √ 50 x S -2 mm,
l ≈ ∑S +
(1,4 ÷ 1,6)d untuk keling berkepala
setengah bulat,
l ≈ ∑S + (0,6 ÷ 1)d untuk keling kepala terbenam,
t ≈ 3d + 5 mm,
a
≈ (2,5 ÷ 3,5)d,
e ≈ 0,5 t atau (1 ÷1,5)d.
6. Kerusakan
Sambungan Keling
Beberapa bentuk kerusakan sambungan keling akibat beban terpusat dapat
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.
a. Batang Keling Putus karena
Beban Tarik
Keling yang dibebani tarik
seperti dalam Gambar 2.6, besar kekuatan
tariknya dapat ditentukan dengan persamaan,
π
F ≤ --- d2
. σt kg, lb ……………………………………. (1)
4
Kalau n = jumlah keling, kekuatan
tarik total keling menjadi,
π
F ≤ ---- d2 . σt . n kg,
lb ……………….………………. (2)
4
Dalam persamaan tersebut, d =
diameter batang keling mm, atau in,
σt
= tegangan tarik ijin kg/mm2 atau lb/in2,
2.
Keling Putus karena Beban Geser
Beban tarik pada plat menyebabkan geseran pada batang keling. Sambunga jenis lapis geserannya tunggal, namun kalau jenis sambungannya bilah, geserannya ganda, Gambar 2.7 (a) dan Gambar 2.7(b). Besar kekuatan geser dapat dihitung dengan persamaan,
π
F ≤ ---
d2 . τ. kg, lb, …….……………………..… (3)
4
di sini τ = tegangan geser bahan keling kg/mm2.
Kalau pada sambungan terdapat sejumlah n keling yang dibebani tunggal, maka kekuatan jumlah keling seperti pada persamaan (3) x n. Untuk keling yang mendapat geseran ganda ng,
kekuatan geser pada persamaan (3) akan berubah menjadi,
π
F ≤ ----
d2 . τ . ng. kg, lb, …………………..….….(4)
4
3. Keling Tergeser di bagian
Kepala
Gaya desak terhadap telapak kepala keling
dapat menimbulkan geseran pada bagian kepala, Gambar 2.8. Besar gaya geser dapat
ditentukan dengan persamaan,
Dalam praktek sehari-hari
kebanyakan digunakan,
τ ≈ 0,8 σt ,
ho ≈ 0,35 d. dan h ≈
0,6 d.
....………………...... (7)
Kalau σo = tekanan
bidanng telapak kg/mm2 atau
lb/in2 maka besar gaya dukung telapak dapat dihitung dengan persamaan,
π
F ≤ --- (D2 – d2) . σo
kg,
lb ….…..……………….….…… (8)
4
Dalam persamaan tersebut,
D = diameter lingkaran telapak kepala
keling mm,
d
= diameter batang keling mm,
dalam praktek
banyak digunakan σo = 1,6 σt,, D
≈ 1,4 d, demi keamanan
dibuat
D ≈ 1,75 d.
4. Plat Membengkok
Seperti yang terlihat dalam Gambar
2.9, terjadinya pembengkokan disebab kan
oleh ketidakmampuan plat menahan kopel di daerah geseran batang keling. Besar momen
kopel dapat dihitung dengan persamaan,
5. Plat Putus karena Beban Tarik
Seperti
yang terlihat dalam Gambar 2..10, kekuatan tarik plat dapat ditentukan dengan
persamaan. F ≤
(t – do). S. σt …
kg, lb, ...………………………. (11)
Dalam
hal ini, t = jarak antara pusat lubang
keling mm,
do = diameter
kubang keling mm,
S = tebal plat mm,
σtt = tegangan tarik ijin
kg/mm2
Apabila
Sf adalah faktor keamanan dan σB adalah tegangan patah bahan
plat, maka tegangan ijin bahan plat σt = σB : Sf
6. Lubang Keling
Terhadap Beban Desak
Gaya tarik plat akan menyebabkan desakan batang keling terhadap
lubangnya. Tanda-tanda adanya kerusakan pada lubang
keling, terlihat sambungan menjadi longgar. Kalau sambungan
jenis sampungan
rapat, maka terjadinya
kelonggaran tersebut akan terlihat terjadi
bocoran. Gaya desak batang keling terhadap
lubangnya seperti yang terlihat dalam
Gambar 2.11. Besar gaya desak dapat dihitung dengan persamaan, F ≤ do . S . σc ..kg. lb,…………………………………….
(12)
dalam
hal ini σc = tegangan desak
ijin plat kg/mm2, atau lb/in2
biasanya diambil σc ≈ 1,6 σt, sedangkan do ≈ 2s.
7. Tepi Plat Tergeser atau Robek
Jarak tepi plat terhadap pusat lubang
keling yang terlalu dekat akan menyebakan tergeser atau robek seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 2.12. Besar gaya
geser
tersebut
dapat ditentukan dengan persamaan,
F ≤ 2 . (e
– r). s . τ. kg, lb, …………………………….…. (13)
Dalam
hal ini e = jarak tepi plat sampai pusat
lubang kelingmm,
r = jari-jari lubang keling mm,
S = tebal plat mm, dan
τ = tegangan geser plat
kg/mm2.
Saling
mengganti persamaan (3) dengan persamaan (13) diperoleh, τ plat ≈ 0,8τ keling, do ≈ 2s
dan e ≈ 1,5 d. Membuat e ≈ 1,5 d, dalam
praktek hasilnya aman.
Daya
guna sambungan dapat ditentukan cara sebagai berikut.
a. Untuk Plat:
kekuatan plat
setelah dilubangi
η = --------------------------------------- x 100
%
kekuatan plat sebelum dilibangi
(t-d). s . σt
η = -------------- x 100 % …………………………….. … (14)
t . s . σt
b.
Untuk Keling
kekuatan keling terhadap geseran
η =
------------------------------------------ x 100 %
kekuatan plat sebelum dilubangi
π/4 d2 .
τ
=
------------ x 100 %
t . S . σt
π . d2 . τ
η
= ------------ x 100 % ……………………………….….
(15)
4 . t . σt
8.
Keling dengan Beban di luar Pusat
Seperti yang terlihat pada Gambar 2.13 beban keling
terletak di luar pusat sambungan.
Pada gambar tersebut F beban sambungan dalam kg, Cg letak titik pusat
sambungan, e jarak antara beban F terhadap garis sumbu tegak, dan n jumlah keling. Beban F akan menyebabkan beban
langsung terhadap setiap keling sebesar Fv = F/n yang arahnya berlawanan dengan
garis beban, dan momen putar Mp = F . e
yang arahnya mengelilingi pusat Cg.
Kalau F1, F2, F3
dan seterusnya adalah gaya-gaya yang tegak lurus jari-jari putar, besar reaksi
setiap keling terhadap momen Mp, masing-masing adalah,
F1
= C . r1, F2 = C .
r2, F3 = C . r3 dan seterusnya,
kemudian gaya-gaya F1,
F2, F3 dan seterusnya
akan terurai menjadi Fh arah horizontal dan Fvt arah vertikal. Jumlah gaya Fvt +
F/n terhadap Fh akan menghasilkan resultan R.
Pada
persamaan tersebut C = konstante susunan sambungan,
r =
jarak antara pusat lubang keling terhadap Cg. mm.
Berdasarkan
gambar di atas, kalau
Mp = T = F. e = n1 . F1
. r1 + n2 . F2 . r2 + n3 . F3 . r3
+ … dst
= C (n1
. r12 + n2 . r22 + n3
. r22 + …. dst) ……….. … (16)
F . e
Maka C =
------------------------------------------ ………..….…… (17)
(n1 . r12 + n2
. r22 + n3 . r32 + … dt)
Titik
pusat cg akan terletak di sumbu simitri, terhadap sumbu lubang keling baris
atas dapat ditentukan,
n1 . y1
+ n2 . y2 + n3 .
y3 + …dst
y = -------------------------------------- …………….……… (18)
n1 + n2 + n3 + .. dst
Gaya maksimal yang bekerja pada setiap keling merupakan resultan dari gaya F/n + Fvt dengan Fh. Besar resultan dapat ditentukan dengan
persamaan,
R =
{(F/n + Fv)2 + (Fh)2} ½ ………………………………….….…….
(19)
Besar
gaya Fv
dan Fh ditentukan berdasarkan panjang lukisan sebagai berikut.
Panjang garis gaya Fv
Fv = --------------------------- x besar gaya F
Panjang garis gaya F1
Panjang garis gaya
Fh
Fh
= ---------------------------- x besar gaya F
Panjang garis gaya
F1
Melalui
cara demikian akhirnya besar gaya
yang bekerja pada setiap keling dapat ditentukan.
9. Contoh Soal dan Penyelesaiannya.
1. Sambungan lapis seperti yang
terlihat dalam Gambar 2.14, dikeling tunggal. Bahan plat dan keling masing-masing dari St 34 dan St 35. Faktor keamanan Sf = 5, tebal plat S = 16 mm, diameter keling d
= 20 mm, jumlah keling 6 biji.
Tentukan :
a, jarak pusat keling,
b, daya guna plat terhadap sambungan,
c, gaya F maksimum yang dapat diijinkan.
Penyelesaian.
a.
Beradasarkan ketentuan t = 2,6d = 2,6 x 20 mm = 52 mm
b. Daya guna plat terhadap sambungan dihitung
dengan persamaan,
t - do 52 mm – 20 mm
η = ------- x 100 % = -------------------- x 100 % = 60 %
t 52 mm
c. Gaya
tarik ijin bagian plat yang tidak berlubang.
F ≤ (t – do). s . σt
Bahan plat dari St 34, faktor
keamanan Sf = 5, maka tegangan tarik ijin
σB 34 kg/mm2
σt = ---- =
-------------- = 4,76 kg/mm2,
Sf 5
maka F
≤ (52 mm – 20 mm) 16 mm x 4,76 kg/mm2 = 2437,12
kg
Keling dibebani geseran tunggal, besar beban
dapat dihitung dengan,
π
F ≤ --- d2
x τ
4
Besar τ antara (0,6 ÷ 0,8).σt,
dibuat τ = 0,7σt, atau
35 kg/mm2
τ = 0,7
x ------------- = 4,9 kg/mm2,
dengan demikian besar beban geser,
5
F ≤ 0,785 x (20 mm)2 x 4,9 kg/mm2 = 1475,8 kg.
Karena gaya
geser keling < dari gaya
tarik plat,maka beban maksimal yang
diijinkan adalah 1475,8 kg.
2. Sambungan bilah dalam Gambar 2.15, tegangan tarik putus
platnya 42 kg/mm2, tekanan
bidang ijin 14,8 kg/mm2,
tegangan putus geser keling
34 kg/mm2, diameter keling 26 mm, jarak antara pusat
lubang keling t = 6d, tebal plat 16 mm, tebal bilah 0,75 tebal plat, faktor
keamanan 5. Periksa kekuatan sambungan
dan daya gunanya!
Penyelesaian.
a. Gaya
tarik pada bilah.
F ≤ (t – do).
s . σt
Diketahui t = 6do = 6 x
26 mm = 156 mm, tegangan
tarik ijin plat = tegangan putus : faktor keamanan atau σt = 42 kg/mm2 : 5 =
8,4 kg/mm2, dengan demikian maka, F ≤ (156 mm – 26 mm) x 0,75 x 16 mm x 8,4
kg/mm2 = 131,04 kg.
b. Beban geser keling
Untuk setiap jarak antara sumbu t, keling pada sumbu A – A mendapat geseran tunggal, pada sumbu B – B ada dua geseran ganda, dan pada pada sumbu C – C juga ada dua geseran
ganda. Jumlah geseran
tersebut menjadi 1 + 2(2 x 2) = 9 geseran. Kekuatannya dapat
dihitung,
π 34 kg/mm2
F ≤ ---- d2 . τ . ng dalam hal ini τ = -------------- = 6,8 kg/mm2,
4 5
maka F
≤ 0,785 x (26 mm)2 x 6,8 kg/mm2 x 9 = 324 kg.
c.
Tekanan bidang plat dan bilah
F ≤ n . d .
s . σo plat + d . s . σobilah,
≤ 4 x 26 mm x 16 mm x 14,8 kg/mm2
+ 26 mm x 12 mm x 14,8 kg/mm2
≤
292,45 kg.
d. Gaya tarik pada sumbu B – B + gaya geser keling pada sumbu A - A
F ≤ (t – 2do). s . σt + 0,785 d2
. τ
≤
(156 mm – 52 mm) x 16 mm x 8,4 kg/mm2 + 0,785 x (26 mm)2
x 6,8 kg/mm2
≤
139,78 kg + 36,08 kg = 175,86 kg
e. Gaya
tarik plat pada sumbu B – B + tekanan bidang bilah pada sumbu A - A
F ≤ (t – 2do).
s . σt + d . s . σo
≤ 139,78 kg + 26 mm x 12 mm x 14,8
kg/mm2 = 185,96 kg.
f. Tekanan bidang plat pada sumbu B – B +
geseran keling pada sumbu A - A
F ≤ 4do
. S . σo + 0,785d2 . τ
≤ 246,27 kg + 36,08 kg = 282,35 kg
g. Kekuatan plat tanpa lubang
F ≤ t . s
. σt = 156
mm x 16 mm x 8,4 kg/mm2 = 209,66 kg.
i.
Daya guna sambungan
t -
do 156 mm – 26
mm
η plat = -------
x 100 % = ---------------------- x 100 % = 83 %
t 156 mm
Dalam perhitungan di atas,
terlihat bahwa kekuatan tarik di sumbu A – A = 131,04 Kg, adalah paling kecil
disbanding dengan kekuatan yang lain. Karena itu kekuatan tesebut merupakan kekuatan maksimum.
3. Sambungan keling dalam Gambar 2.16,
ukuran tebal plat 12 mm, tegangan tarik ijin
12 kg/mm2, diameter keling d 19 mm. Tegangan geser keling 9 kg/mm2, tekanan bidang plat terhadap keling 18 kg/mm2. Periksa kekuatan sambungan menurut sumbu A – A dan B – B.
Penyelesaian.
Gaya tarik plat menurut
sumbu A – A
F ≤ (a – do). s . σt ≤ (80 mm
– 19 mm) x 12 mm x 12 kg/mm2 ≤ 8784 kg.
Keling terhadap geseran, dalam gambar
terlihat keling mendapat
geseran ganda, besar gaya geser,
F ≤ 2 .0,785. d2. n. τ ≤ 2 x 0,785 x (19 mm)2 x 1 x 900 kg/mm2
≤ 5100,93 kg
Lubang keling terhadap beban
desak,
F
≤ d . s . σo . n ≤ 19 mm x 12 mm x 18 kg/mm2 x 1
≤ 4104 Kg
Menurut sumbu B – B, pada sumbu
ini terdapat dua
lubang pada plat. Gaya Tarik plat pada sumbu B – B + gaya desak keling terhadap
lubang pada sumbu A – A,
F ≤ (a – 2do). s . σt + d . s . σo
≤ {80 mm – 2(19 +1) mm) x 12 mm x 12
kg/mm2 + 19 mm x 12 mm x 18 kg/mm2
≤ 5760
kg + 4104 kg = 9864 kg.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas,
menunjukkan bahwa pada sumbu A – A berada pada bagian terlemah, karena lubang keling hanya mampu menahan
beban desak maksimal sebesar 4104 kg.
4. Sambungan
keling dalam Gambar 2.17 dibebani 12 ton. Bahan plat dan keling dari St 37, faktor keamanan Sf 4. Tentukan ukuran
keling dan batang-batang tersebut?
Beban F1 menyebabkan terjadinya
reaksi F2 pada batang (2) dan F3 pada batang (3), seperti
dalam diagram gaya-gaya Gambar 2.17b.
Sumbu lubang keling pada batang 2 dan batang 3 membentuk
sudut 45o terhadap garis beban, oleh karena itu, besar
rekasi,
F2 = F3 = F1.cos
45o = 12.000 kg x ½ (2)½ = 8484 kg
Pada batang (1),
beban 12.000 kg harus ditahan oleh 3
keling, setiap keling mendapat geseran ganda sebesar
12.000 kg : 3 = 4.000 kg. Bahan keling dari St
37, faktor keamanan terhadap tarik Sf = 4. Besar tegangan tarik
ijin,
σB 37 kg/mm2
σt =
---- = -------------- = 9,25 kg/mm2,
Sf 4
dalam perhitungan sering dihitung τ = 0,8 σt = 0,8 x 9,25 kg/mm2 =
7,4 kg/mm2.
Diameter keling dihitung dengan persamaan,
F ≤ 0,785 x d2
x τ x n
4.000 kg ≤ 0,785 x d2
x 7,4 kg/mm2 x 2
4.000
kg x 1.000
d2 = -------------------------
= 344,3 mm2,
785 x 7,4
kg/mm2 x 2
atau d
= (344,3 mm2)½ = 18,6 mm
Demi keamanan diameter keling
dibuat 19 mm, diameter lubang keling
do = d + 1 mm = 19 mm + 1mm = 20 mm.
Jarak antara pusat
keling dibuat t = 3 x do = 3x 20 mm = 60 mm. Ukuran tebal
plat
batang ditentukan berdasarkan persamaan do
= s + 8 mm, maka s = 20 mm – 8 mm
= 12 mm, sedangkan ukuran lebar plat B1 diperoleh melalui persamaan gaya
tarik,
F1 ≤ 2(B1
– do).s . σt
F1 12.000
kg
(B1
– do) = ---------- atau
(B1 – 20 mm) =
--------------------------------
2 . s . σt 2 x 12 mm x 9,25 kg/mm2
Lebih lanjut diperoleh
(B1 – 20 mm) = 54,05 mm atau B1
= 54,05 mm + 20 mm
= 74.05 mm, demi keselamatan
dibuat B1 = 75 mm.
Batang (2) dan batang (3) masing-masing mendapat beban 8.484 kg. Beban terse-
sebut ditahan oleh dua keling. Keling di batang (2) dan batang (3)
dibuat sama se-
perti keling pada batang (1), sedangkan tebal batang
dipilih = 12 mm, maka le-
bar B2 maupun B3,
dapat dtentukan dengan persamaan,
F2
≤ 2(B2 – do). s . σt
Seperti penghitungan di atas,
8.484 kg
(B2 – 20 mm) = -------------------------------- = 38,3 mm
2 x 12 mm x 9,25 kg/mm2
B2 =
38,3 mm + 20 mm = 58,3 mm, B2 maupun B3 dibuat 60 mm
Ukuran tebal plat buhul dibuat 16
mm, pemeriksaan beban desak keling
terhadap
masing-masing lubang keling pada
setiap batang dapat dihitung dengan
persamaan,
F
≤ d . s . σo
di sini σo
dibuat = 1,6 σt = 1,6 x 9,25
kg/mm2 = 14,8 kg/mm2,
maka beban desak
F ≤ 19 mm x 16
mm x 14,8 kg/mm2 ≤ 4499.2 kg.
Beban setiap keling pada batang
(2) = besar beban dibagi jumlah keling atau,
F = 8.484 kg : 2
= 4.242 kg.
Dari hasil tersebut
terlihat bahwa kemampuan
desak lubang keling masih > dari beban yang harus ditahan setiap
keling, jadi dipastikan aman.
5. Beban
sambungan keling seperti yang terlihat dalam Gambar 2.18, adalah 4.200 kg. Tentukan
besar tegangan geser maksimal pada keling dan tegangan desak pada
lubang kelingnya kalau diameter keling yang dipakai 19 mm!
Seperti yang
terlihat dalam gambar, jumlah
keling n = 6, beban sambungan F = 4.200 kg, maka reaksi akibat
beban langsung
Fr = F/n = 4.2000 kg : 6 = 700 kg (arah sejajar
melawan beban)
Letak titik
pusat sambungan cg dapat dipastikan berada
pada sumbu simitri, hanya ketepatnya perlu dicari. Menghitung momen terhadap
sumbu
lubang keling baris yang bawah,
n1.y1
+ n2.y2
+ n3.y3
yg
= -----------------------------
n1
+ n2 + n3
2 x 0 mm + 2 x
150 mm + 2 x 225 mm
= ---------------------------------------------
= 125 mm
2 + 2 + 2
jadi letak titik
pusat Cg adalah 125 mm dari sumbu lubang keling baris yang bawah
Konstante sambungan C dapat
ditentukan dengan persamaan,
F x e
C =
---------------------------------------------
n1. (r1)2 + n2.
(r2)2 + n3. (r3)2 + ….dst
dalam
persamaan tersebut, r1 = {(50 mm)2 + (125 mm)2}½
= 134,62 mm
r2 = {(50 mm)2 + (25 mm)2}½
= 55,91 mm
r3 = {(50 mm)2
+ (100 mm)2}½ = 111,8 mm
4.200 kg x 100 mm
maka C
= ----------------------------------------------------------- = 6,23 kg/mm
2(134,62
mm)2 + 2(55,91 mm)2 + 2(111,8 mm)2
Reaksi setiap keling terhadap
momen dapat dihitung dengan persamaan,
F1 = C x r3 = 6,23 kg/mm x 134,62 mm = 838,69 kg
F2 = C x r2 = 6,23 kg/mm x 55,91 mm = 348,32 kg
F3 = C x r1 = 6,23 kg/mm x
111,8 mm = 696,51 kg.
Arah reaksi F1,
F2, F3 dan seterusnya tegak lurus terhadap jarak antara pusat cg dengan
pusat lubang keling masing-masing. Memperhatikan gaya
reaksi F1 yang dianggap paling besar. Gaya tersebut akan terurai menjadi F1h dan F1v seperti yang terlihat dalam Gambar2.19.
Kalau gaya F1
= 838,69 kg panjang lukisan diagramnya
setelah diukur = 20 mm, panjang F1v
= 13 mm dan F1h = 16 mm. Oleh karena itu besar gaya, masing-masing
dapat dihitung sebagai berikut.
13 mm
F1v = ---------- x 838,69 kg = 545,1485 kg
20 mm
16 mm
F1h = --------- x 838,69 kg = 670,952 kg
20 mm
F/n + F1v = 700 kg + 545,1485
kg = 1370,952 kg
Resultan gaya-gaya yang bekerja pada keling (1)
dihitung dengan persamaan,
R = {(F/n + F1v)2 + (F1h)2}½
= {(1370,952 kg)2 +
(670,952 kg)2}½
= (2329882 kg)½ = 1526,395 kg
( yang harus ditahan oleh keling)
Tegangan geser keling (1) ditentukan dengan
persamaan,
R 1526,395 kg 1526,395 kg
τ = --- = --------------------- = ----------------- = 5,4 kg/mm2
A 0,785 x
(19 mm)2 284
mm2
Tegangan desak keling terhadap
lubang ditentukan dengan persamaan,
R 1526,395 kg
σo =
------ =
------------------ = 10,042 kg/mm2
d x s 19 mm
x 8 mm
Melihat jarak
dari pusat Cg sampai ke sumbu keling masing-masing, keling
nomor (1) atau baris keling paling bawah, memiliki jarak paling jauh.
Hal ini menunjukkan bahwa keling tersebut akan menerima beban paling besar.
Untuk membuktikannya, silahkan menghitung sendiri seperti contoh yang sudah ada
dan jangan lupa melukis diagram gaya-gayanya.
6. Keling pada
sambungan seperti yang terlihat dalam Gambar 2.20
mempunyai tegangan kerja 10,5 kg/mm2 terhadap geseran.
Tentukan beban maksimal yang dapat ditahan sambungan
tersebut?
Penyelesaian.
Berdasarkan
gambar tersebut banyak keling ada tiga,
pusat beban akan terletak pada keling nomor (2), reaksi akibat
beban langsung setiap keling tidak mungkin sama, oleh karena itu
digunakan pendekatan,
Fn1 = 1/3 x F,
Fn2 = 2/3 F dan Fn3
= 1/3 F
Arah Fn
ke atas berlawanan
dengan arah beban F. Beban terbesar
akan diterima
keling nomor (2) yaitu keling yang
terdekat dengan beban. Diameter keling 19 mm, luas penampang geser A
= 0,785 x (19 mm)2 = 283,4
mm2, tegangan geser keeling 10,5 kg/mm2, jumlah keling
ada 3. Beban F1 dan F2 saling meniadakan, beban F tidak menimbulkan momen
putar terhadap cg Gambar 2.23.
Gaya
arah ke atas, dihitung dengan persamaan,
Fn1 = A . τ =
0,33 x 283,4 mm 2x 10,5 kg/mm2 = 981,93 kg
Fn2 = A . τ =
0,66 x 283,4 mm2 x 10,5 kg/mm2 = 1963,86 kg.
Fn3 = Fn1
Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut, maka sambungan dapat
menahan beban maksimal seberat 1963,86 kg.
7.
Sambungan dalam Gambar 2.21 diameter keling 16 mm, tegangan geser keling
105 kg/mm2. Tentukan beban yang
dapat ditahan pada sambungan tersebut?
Perhatikan
gambar 2.21, garis kerja beban
melalui keling (2). Banyak keling
ada (4), namun tidak mungkin setiap
keling bebannya sama. Melalui
cara yang mendekati, beban setiap keling dapat
ditentukan sebagai berikut. Garis beban merupakan sumbu simitri untuk keling (1),
keling (2) dan keling (3). Besar reaksi akibat
beban langsung adalah,
Fn1 = Fn3 = 2/3 x F = 0,66 F
Fn2 = F
Fn4
= 1/3 F = 0,33 F
Arah reaksi
keling terhadap beban langsung, sejajar garis
kerja beban tetapi
berla wanan arah, Gambar 2.22. Beban F menimbulkan momen putar terhadap pusat
sam-
bungan Cg. Pusat putaran Cg dapat ditentukan dengan persamaan,
n1 .r1 + n2 . r2
+ n3 . r3
y =
-----------------------------
n1 +
n2 + n3 + n4
1 x 0 mm + 1 x 40 mm + 1 x 60 mm + 1 x 80 mm + 1 x 120 mm
=
-------------------------------------------------------------------------------
1
+ 1 + 1 + 1
= 60 mm ( dari keling paling kiri)
Hasil tersebut menunjukkan bahwa eksentrik e = 60 mm – 40 mm
= 20 mm.
Momen keseimbangan terhadap cg,
F x e = C(n1. r12
+ n2 . r22)
F x 20 mm = C{1 x (20 mm)2 +
1 x (60 mm)2
F
x 20 mm
C =
-------------------------- = 0,005 F/mm
400 mm2
+ 3600 mm2
Reaksi setiap keling terhadap momen ditentukan dengan
persamaan,
F1 = C . r1 =
0,005 F/mm x 60 mm = 3 F (arah ke atas)
F2 = C . r2 =
0,005 F/mm x 20 mm = 0,1 F (arah ke atas)
F3 = C . r3 = 0,005 F/mm x
20 mm = 0,1 F (arah F3 ke bawah)
F4 = C . r4
= 0,005 F/mm x 60 mm = 3 F (arah ke bawah)
Resultan dari gaya-gaya tersebut,
R1 = F1n + F1
= 0,66 F + 3 F = 3,66 F
R2 = F2n + F2
= F + 0,1 F = 1,1 F
R3 = F3n - F3
= 0,66 F - 0,1 F = 0,06 F
R4
= F4n - F4 = 0,33 F - 3 F = -2,66 F
Resultan yang terbesar merupakan beban
maksimum pada sambungan, oleh
karena itu dengan ukuran diameter keling
yang sama maka beban F akan diperoleh
melalui,
R
3,66 F
τ = ---- = -------------------
A 0,785 (16 mm)2
3,66 F 105
kg/mm2 x 201 mm2
atau 105 kg/mm2 =
------------ , dengan demikian F = -----------------------------
201
mm2
3,66
105 kg/mm2
x 201 mm2
F = ----------------------------- = 5766,4 kg
3,66
Jadi sambungan tersebut dapat menhan beban maksimal
5766,4 kg
Sambungan seperti dalam Gambar 2.24 dibebani 20
ton. Baja profil
L 75.75.8 dikeliling pada plat buhul. Bahan plat dan
bahan keling dari St 37. Tegangan tarik
ijin bahan 12 kg/mm2. Rencanakan sambungan tersebut!
Seperti yang
terlihat dalam gambar, setiap profil menahan
beban 10.000 kg, tegangan tarik ijin bahan profil 12 kg/mm2, luas penampang profil
dapat ditentukan dengan,
F 10.000 kg
A = ---- =
---------------- = 8,3 cm2 =
830 mm2
σt 1.200 kg/cm2
Luas penampang
tersebut sudah termasuk pengurangan oleh lubang keling. Diperkirakan besar pengurangan
luas penampang 20 mm2, berarti luas
penampang profil sebelum dilubangi
adalah A = 830 mm2 +
20 mm2 = 850 mm2. Dalam daftar baja terbaca
untuk profil L 75.75.8,
luas penampangnya 1150 mm2.
Luas penampang tersebut > dari 850 mm2 berarti
dapat dipastikan aman.
Keling mendapat
gerseran ganda, berdasarkan rumus empiris dapat digunakan,
d = 1,275 s
= 1,275 x 14 mm = 17,85 mm,
demi keamanan d keling dibuat 19 mm, dan diameter
lubang dibuat 20 mm.
Jumlah keling
dihitung dengan persamaan,
dalam hal ini
dibuat σo = 1,6 σt
= 1,6 x 12 kg/mm2 =
19,2 kg/mm2 maka,
20.000 kg ≤ 19 mm x 14 mm x 19,2 kg/mm2 x n
20.000 kg
n = ---------------------------------------- =
3,73 biji; dibulatkan menjadi 4 biji.
19 mm x 14 mm x 19,20 kg/mm2
Jarak
antara keling keling berdasarkan
rumus empiris dapat dibuat,
t
= 3 d = 3 x 19 mm = 57 mm.
Garis kerja beban akan melalui
garis berat penampang batang
yang jaraknya = 18,7 mm dari garis sumbu
lubang keling. Seperti yang
terlihat dalam Gambar 2.25, setiap keling mendapat beban langsung dan
beban akibat momen. Dalam gambar tersebut,
F/n = 20.000 kg : 4 = 5.000 kg
F1
= F4, dan F2 = F3,
menurut dalil segitiga, F2 = 1/3 F1.
Beban F menimbulkan momen putar
terhadap cg,
F x e = 2(r1
. F1 + r2 . F2)
20.000 kg x 18,7 mm = 2(35 mm
x F1 x 105 mm x 0,33F1) = 2425,5 F1.mm
20.000 kg
F1
= --------------- = 1603 kg,
2425,5 mm
maka F2 = 0,33 x 1603 kg =
534,33 kg.
F3
= 534,33 kg, dan F4 = 1603 kg
Resultan gaya-gaya dari F1
dengan F/n adalah,
R = {(F1)2 + (F/n)2}½ = {(5000 kg)2 + (1603 kg)2}½
= 5250 kg
Gaya dukung
lubang keling adalah,
F ≤ do . S . σo = 20 mm x
14 mm x 19,20 kg/mm2 = 5376 kg
Kekuatan geser keling,
F ≤ 0,785 .d2 x τ . ng
Di sini dibuat τ = 0,8 σt
(empiris)
= 0,8 x 12
kg/mm2 = 9,6 kg/mm2
maka F
≤ 0,785 (19 mm)2 x 9,6 kg/mm2 x 1 = 5.441 kg
Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut terlihat
bahwa kekuatan dukung
lubang dan kekuatan geser keling masih >
dari resultan
R, hal ini menunjukkan
sambungan akan bekerja aman.